Views: 64
Setelah cukup lama melalui masa penantian, akhirnya Gedung Sentra Layanan Universitas Terbuka (UT), atau sering disingkat SALUT diresmikan oleh Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz, S.Pdi. Mahasiswa UT di Rembang kini boleh lega karena sudah bisa menempati gedung baru yang difungsikan untuk membantu layanan mahasiswa UT di Kabupaten Rembang. Mahasiswa UT sangat antisuas ingin menikmati gedung baru yang difasilitasi laboratorium komputer secara lengkap.
Dalam sambutannya, Bupati Rembang menyatakan sangat mendukung keberadaan UT di Kabupaten Rembang. “Keberadaan UT di Rembang itu merupakan bentuk sinergi yang baik bagi kedua belah pihak, yakni bagi Pemda Kabupaten Rembang dengan UT. Tidak sedikit pegawai Pemda Kabupaten Rembang merupakan alumni UT. Demikian juga para guru SD di Rembang. Oleh karena itu saya menyambut gembira berdirinya Sentra Layanan UT di Rembang.
“Tantangan kedepan itu semakin tidak mudah, oleh karena itu saya berpesan kepada mahasiswa UT Rembang agar menyiapkan kompetensinya dengan baik. Potensi ekonomi di Kabupaten Rembang itu cukup besar. Rembang punya potensi hasil laut yang baik, demikian juga potensi tambang. Nah, untuk mengubah agar sumberdaya alam tersebut agar mempunyai nilai tambah yang tinggi, maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang mumpuni, baik dari aspek soft skill maupun hard skill. Oleh karena itu saya berharap UT bisa menjadi solusi dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Rembang”, demikian sambung Abdul Hafidz. .
“Untuk mencapai kualitas tersebut para mahasiswa harus mengasah ilmu secara terus-menerus. Saya minta para mahasiswa harus meluruskan niatnya ketika kuliah. Jangan sekedar ingin menjadi PNS, atau hanya untuk menyesuaikan pangkat dan jabatan. Kabupaten Rembang membutuhkan entrepreuneur-entrepreuneur muda handal, yang mampu mengelola beragam peluang agar bernilai ekonomi tinggi”, demikian tambah Abdul Hafidz.
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan UT, Ir. Adi Winata, M.Si yang hadir mewakili Rektor UT mengatakan bahwa Universitas Terbuka sebagai perguruan tinggi milik pemerintah didesain untuk memperluas akses pendidikan tinggi di Indonesia. “Sejak awal UT dirancang dengan sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh. Melalui sistem pembelajaran yang terbuka, maka siapa saja asalkan mempunyai ijazah SLTA dapat belajar di UT. UT tidak membatasi tahun ijazah. Tahun berapa pun ijazah SLTA Saudara, semuanya dapat kuliah di UT”, kata Adi Winata dalam mengawali sambutannya.
“Dengan fleksibilitas ini maka para mahasiswa yang kuliah di UT dapat tetap bekerja meskipun berstatus sebagai mahasiswa. Melalui sistem belajar jarak jauh, jarak dan waktu itu bukan hambatan. Jarak itu justru merupakan keunggulan karena mahasiswa tidak harus setiap saat berkuliah secara tatap muka”, tambah Adi Winata.
Pada saat yang bersamaan, Direktur UT Semarang – Drs. Moh Muzammil, M.M., menyatakan bahwa keberadaan UT Semarang merupakan solusi yang tepat untuk mengakselerasi peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi di Jawa Tengah dimana pada tahun 2020 baru mencapai 22,62%. Meskipun masih di bawah Jawa Barat (25,75%) dan Jawa Timur (29,52%), tapi UT Semarang punya komitmen untuk terus berkontribusi mengejar ketertinggalan ini. Dengan jumlah mahasiswa 14.000, saya yakin tidak ada satu desa atau kecamatan pun di wilayah Jawa Tengah ini yang tidak ada mahasiswa UT-nya. Sebagai bentuk kepedulian UT terhadap pendidikan di Jawa Tengah, UT secara kontinyu memberian bantuan biaya pendidikan dan beasiswa bagi mahasiswa UT di Jawa Tengah. Pada tahun 2021 ini, UT memberikan 4 miliar bagi mahasiswa UT di Jawa Tengah. Jika itu dirasa belum cukup, kami akan berikhtiar menambahkan jumlahnya agar lebih merata”, ujar Muzammil dalam mengakhiri sambutannya.