Semua bisa, jika kita mau ….

Views: 23

Semua bisa, jika kita mau ….

Jadi mahasiswa baru kok kayak anak muda lagi. Rasanya beda…

Pernyataan itu muncul dari salah satu peserta Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) Program Non-Pendas (FHISIP, FE, FMIPA, FKIP) yang hadir dalam kegiatan tersebut di UPBJJ-UT Semarang. Sebagai salah satu mahasiswa yang memiliki usia tak muda lagi, ia tidak merasa minder. Bahkan, satu tujuannya kuliah di UT adalah memberikan teladan bagi puteranya yang enggan kuliah sejak lulus SLTA. “Anak saya milih kerja, nggak mau kuliah. Setahu saya, di UT bisa disambi kuliah kalau sudah kerja. Nyatanya, di sini banyak yang sudah kerja. Mudah-mudahan semester depan anak saya sadar dan mau kuliah bareng saya di sini”.

Memang, kesadaran untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi – terutama kuliah – belum merasuk dengan baik di masyarakat kita. Masih ada pertentangan yang meragukan manfaat kuliah. Apalagi jika yang bersangkutan sudah bekerja, memikirkan kebutuhan rumah tangga, dan tidak mengikuti perkembangan kebutuhan sumber daya manusia di jangkauan tahun ke depan. Hal ini amatlah disayangkan karena kita tidak bisa memprediksi kebutuhan resource handal nantinya. Padahal ada UT yang memberikan layanan fleksibel dalam belajar.

Menurut Kepala UPBJJ-UT Semarang, Dr Suparti, M.Pd., kuliah di UT seharusnya justru menjadi modal bagi mahasiswa untuk berpacu dengan waktu. Selain bekerja, mahasiswa bisa kuliah dengan berbagai modus belajar yang mereka inginkan. “Jangan sia-siakan kesempatan belajar dan bekerja sekaligus di waktu yang sama, daripada menyesal di lain waktu”, himbaunya di hadapan mahasiswa baru UT. Baginya, kuliah menjadi satu bekal baru bagi mereka yang peduli dengan dirinya, peduli dengan nasibnya.

Mudah bagi orang lain untuk menjatuhkan ketika kita tidak punya bekal kuat untuk bersaing. Akan semakin terpuruklah kita jika tidak mengikuti perkembangan dan kebutuhan zaman. Saat ini memang waktu terberat untuk memulai, namun akan lebih berat jika ditunda. Apalagi tidak dilaksanakan sama sekali.

Beberapa mahasiswa yang berkumpul di saat rehat pun menyatakan pendapat serupa. Sambil menerima bahan ajar program sipas, mereka berujar bahwa kesempatan dan ketersediaan waktu menjadi kendala utama jika kuliah, selain di UT. “Jujur saja, saya inginnya kuliah di negeri. Tapi karena saya kerja, dan adik-adik saya butuh biaya juga, saya kuliah di sini. Biaya yang saya keluarkan juga masih logis. Saya nggak perlu kos atau kontrak. Makan juga masih bareng sama ibu saya. Semua ada di UT, tinggal kita mau nanya-nanya nggak. Kepo gitu lah… Saya tinggal bayar kuliah dari hasil kerja saya. Tapi karena tempat kerja menuntut saya punya ijazah S1, ya saya kuliah. Kalau pakai SMA, gaji saya akan segini-gini aja”, papar mahasiswa yang bekerja di perusahaan multinasional. (hasca)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *