Strategi Belajar Mandiri dan Efektif di UT

Views: 130

Di awal tahun 2018 ini, Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Semarang, menerima pendaftaran mahasiswa baru Program Pendidikan Dasar (Pendas). Program ini memberikan layanan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi pada Program Studi S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Kedua program studi itu pun memberikan layanan bagi calon mahasiswa yang sudah memiliki gelar sarjana, namun membutuhkan pendidikan lanjutan sebagai syarat profesionalisme guru. Khusus untuk yang sudah bergelar sarjana, UT menyebutnya sebagai mahasiswa S1 PGPAUD atau PGSD BI (bidang ilmu).

Tidak semua calon mahasiswa UT memiliki pemahaman mengenai konsep pendidikan tinggi, terbuka, dan jarak jauh yang diterapkan oleh UT. Mereka perlu mendapatkan bekal tentang hal ini, yang dapat disampaikan dalam kegiatan Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB). UT yang tiap semester membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru, di awal semester 2018 ini UPBJJ-UT Semarang memperoleh mahasiswa sebanyak 940 mahasiswa. Jumlah ini masih akan terus diupayakan kenaikannya di semester mendatang.

Untuk kegiatan OSMB, UPBJJ-UT Semarang menyelenggarakan di Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, dan Pekalongan. Adapun mahasiswa yang tinggal di kota dan kabupaten Semarang, pelaksanaannya di Kantor UPBJJ-UT Semarang Jalan Raya Semarang-Kendal KM 14,5 Mangkang Wetan, Semarang.

 

Melalui kegiatan orientasi ini, mahasiswa memperoleh pemahaman baru mengenai konsep belajar mandiri dengan memanfaatkan waktu luang mereka sebagai seorang guru. Meskipun jam kerja harus ditempuh hingga sore pada tiap harinya, namun UT sudah memberikan satu model skema belajar praktis untuk mendukung proses belajar mandiri tersebut. Begitu pula dengan mekanisme strategi belajar efektif. Konteks belajar efektif bukan hanya slogan semata, namun ada cara jitu yang mereka dapat pahami dan lakukan secara mandiri.

Selain belajar mandiri, mahasiswa juga dapat belajar secara berkelompok dengan mahasiswa lain tetapi dalam program studi dan semester yang sama, yang dibentuk dalam naungan sebuah kelompok belajar. Kelompok belajar semacam ini memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan tutorial tatap muka. Kegiatan tutorial tatap muka yang diselenggarakan di lokasi tutorial terdekat dengan domisili mahasiswa, akan memberikan kontribusi nilai ujian akhir semester sebesar 50% apabila memenuhi syarat tertentu.

Hal semacam inilah yang terkadang sering masyarakat saksikan di wilayah setempat, terkumpul satu komunitas mahasiswa UT yang belajar bersama di suatu sekolah atau instansi tertentu. Merekalah yang disebut sebagai mahasiswa dalam kelompok belajar UT. Pertemuan tatap muka mereka, dilakukan sebanyak delapan kali untuk tiap semester. Itu artinya, mereka bertemu dalam kurun delapan minggu atau dua bulan. Kesempatan semacam ini tidak disia-siakan oleh mahasiswa, karena mereka dapat bertemu dengan teman sejawat dari lokasi sekolah atau tempat bekerja yang berbeda, sekaligu berdiskusi secara langsung dengan tutor.

Kegiatan mereka akan berakhir paling tidak dua minggu sebelum pelaksanaan ujian akhir semester. Waktu jeda sebanyak itu, dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menyusun rangkuman, mengerjakan latihan mandiri, melakukan interaksi secara online dengan dosen di UT Pusat atau UPBJJ, serta melengkapi keperluan ujian. Inilah kesempatan belajar mandiri mahasiswa UT, yang keberadaannya sangat dibutuhkan demi meningkatkan jenjang karir dan pendidikan mereka di kemudian hari. (hasca)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *