Views: 47
Panas terik menyengat sebagian calon penumpang yang mau mudik lebaran beberapa waktu lalu. Beberapa orang yang duduk di trotoar salah satu terminal bis umum mengibatkan lembaran kipas. Dihalaunya panas sambil mengusap peluh di saat puasa. Sejurus kemudian, tampak beberapa anak muda menghampiri dan membagikan kipas setengah lingkaran warna biru. Mereka terima dan berujar, “wah dari UT ya? Makasih, Mas.. Lumayan”.
Begitulah kira-kira yang dilakukan oleh sebagian kecil staf UT yang peduli dan ingin memperkenalkan UT di hati masyarakat. Tanpa rasa malu dan sambil menahan teriknya cuaca terminal, mereka pun membuktikan bahwa dirinya bisa berbuat sesuatu untuk kemajuan negeri. Memang, kipas kertas setengah lingkaran bukan satu-satunya merchandise UT. Masih ada banyak lagi ragamnya. Tapi, kipas jadi alat pengusir gerah alternatif yang bisa dipakai oleh mereka sambil membaca isi produk UT.
Di lokasi lain, gerbong kereta api pengantar penumpang dari Stasiun Gambir ke Solo Balapan, juga disuguhi informasi tentang UT melalui TV Kabel PT KAI. Kerja sama lintas instansi ini memang dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang produk UT. Upaya ini memang tidak mudah, dan tidak pula murah. Guna memperluas jejaring koneksi semacam ini pasti membutuhkan waktu lumayan lama. Negosiasi, unjuk materi pratayang, dan kecocokan harga selalu mewarnai proses pemasangan iklan.
Masih ada lagi yang dilakukan UT selain dua cara tadi. Belakangan, kita bisa menikmati sajian iklan pada laman detik.com, okezone.com, dan kapanlagi.com. Terpaan media yang begitu gencar dilakuka oleh UT bukan tanpa alasan. Selain untuk meraih IKU (indikator kinerja utama) tinggi, juga meningkatkan citra UT pada publik luar. Melalui IKU – yang ditekankan pada program layanan sumber pembelajaran terbuka kepada masyarakat berskala nasional – UT sudah menggenjotnya dengan harapan ada capaian angka tiga juta pengunjung (hits / page view) di tahun ini. Tahun depan harus naik lagi, tentunya. Untuk itulah, landing portal yang UT gunakan untuk kepentingan ini adalah portal swasta yang punya reputasi bagus, misalnya detik.com tersebut.
Kemenristek Dikti sangat berharap bahwa page view untuk website UT, salah satunya pada laman SUAKA UT – makin meningkat. Paling tidak, UT punya lima sajian tautan yang icon utamanya adalah tentang website UT. Bagi kementerian ini, indikator kinerja website suatu perguruan tinggi dapat menunjukkan kinerja website mereka. Adapun bagi Kementertian Keuangan, indikator kinerja website akan memberikan penilaian terhadap pengelolaan keuangan dan tata kelola perguruan tinggi. Ini artinya, UT masih harus terus bekerja keras guna mencapai target yang dicanangkan dengan menggandeng beberapa portal strategis, penyedia fasilitas umum, atau outdoor publisher lain yang memberikan dampak serta citra positif bagi UT. (hasca)