Views: 58
Pertanyaan ini boleh saja tidak diakui jika kita sedang rajin-rajinnya. Bahkan ada yang menyebut, mager (malas gerak) sebagai gejala yang disengaja supaya tidak diberi beban kegiatan lain. Mager biasanya dialami oleh mereka yang sedang asyik berkegiatan dan susah diganggu oleh hal lain. Tapi sebaiiknya mager jangan dijadikan gaya hidup atau alasan untuk tidak melakukan hal apapun.
Ada beberapa penyebab mager yang sebenarnya bisa kita akui. Misalnya kita tak mau diganggu hal lain ketika sedang memainkan gadget. Butuh waktu tak terbatas jika kita mendewakan gadget sebagai ‘makhluk kecil’ yang punya impact besar. Apalagi sampai menganggap gadget adalah segalanya yang selalu benar dan harus dicontoh isinya. Ini adalah keputusan salah yang sebaiknya segera kita sadari.
Penyebab mager lainnya adalah keingintahuan kita ketika masuk ke media sosial yang berisi tentang sesuatu yang sedang kita alami atau butuhkan. Jika sebelumnya dinyatakan bahwa gadget adalah segalanya untuk hal apapun, maka untuk selanjutnya menempatkan info gadget sebagai hal yang diutamakan uaitu berupa informasi yang dekat dengan kebutuhan penggunanya, misalnya info makanan, pendidikan, dan liburan. Tiga hal ini sepertinya menjadi rangking kebutuhan primer – untuk sebagian dari kita.
Kemudian penyebab mager lainnya adalah tuntutan untuk selalu leading dalam hal perkembangan teknologi dari berbagai sumber. Tentu yang utama adalah dari medsos di gadget juga. Sebutan kuper jadi hal tahu bagi anak muda jika gagal paham tentang teknologi. Apapun alasannya, ketika orang lain bicara kemajuan aplikasi atau hal apapun berbau teknologi, kaum milenial harus tampil unggul, kalau perlu dominan.
Larut dalam kesedihan juga jadi alasan seseorang untuk mager. Biasanya, jalan keluar dari masalah yang dihadapi sudah tersedia. Tapi karena ia berharap agar agak lama permasalahannya lebih lama berkutat, seseorang akan mempertahankan masalah itu sebagai sebuah ‘nilai tambah’ supaya dianggap sedang sibuk dengan masalahnya. Boleh saja bersikap seperti itu, namun sebaiknya tidak melibatkan orang lain untuk memelihara konflik batin itu.
Itulah tadi beberapa dugaan penyebab seseorang mager. Andaikata salah, berarti ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu Anda tidak mengalaminya atau dugaan tadi masih kurang lengkap dan terinci lagi. Apapun itu dan bagaimana pun juga, mager adalah sebuah kenikmatan yang kadang menjadikan orang lain jengkel pada diri kita (hasca)