Piatu Anak Tukang Cat Jadi Wisudawan Terbaik UT

Views: 107

Adalah Faricha, alumni Universitas Terbuka (UT) Semarang yang berhsil meraih Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi saat wisuda UT Semarang pada Sabtu (11/6/2022) lalu. Faricha yang sudah ditinggal ibunya dua tahun lalu, merasakan ada tantangan tersendiri dalam menyelesaikan studinya di UT.

Faricha

“Ketika itu, saya masih ikut bimbingan PKP di tuweb. Saya lagi nggak di rumah, karena saya butuh sinyal internet yang bagus dan stabil. Akhirnya, saya bergeser ke arah agak kota”, kenang Faricha saat itu.

Upaya Faricha pun tidak sia-sia. Ketika wisuda dilangsungkan, ia berhasil meraih IPK 3,69 khusus untuk Program Studi S1 Pendidikan Dasar. Dengan semangat tinggi dan teringat pada pesan almarhumah ibunya, Faricha berniat mempertahankan prestasinya hingga ujung masa studi.

Sebagai anak tukang cat, alumni SMAN 1 Pegandon Kabupaten Kendal ini berniat meraih jenjang pekerjaan yang lebih baik. “Saya juga dapat dukungan semangat belajar dari teman kelas ketika ibu saya wafat. Mereka sangat membantu saya, dalam menyemangati situasi belajar yang sempat drop”, ujar perempuan kelahiran 22 September 1995 ini.

Pada Program Studi Non Pendas, ada Indah Lestari yang tercatat sebagai lulusan terbaik. Perempuan kelahiran Pati 30 Desember 1997 ini, sanggup menyelesaikan studinya di UT dengan cara yang relatif unik.

Indah Lestari

Anak ke bungsu dari tiga bersaudara, pasangan Parkam dan Jumiati ini mengakui bahwa layanan tuton UT benar-benar mudah untuk dilaksanakan. “Buat saya, tuton itu leluasa. Saya biasa mengerjakan di malam hari sepulang kerja. Dan itu sangat leluasa, membebaskan saya dari kejaran waktu yang sangat ketat”, ujar Indah yang sudah ditinggal wafat ayahnya sejak 2 tahun lalu karena sakit.

Ibunya yang bekerja sebagai petani padi dan palawija, tidak banyak menuntut pada dirinya. “Ibu saya pejuang hebat, tapi beliau tidak memaksa saya harus lulus sekian tahun. Nggak, nggak ada itu. Cuma saya sendiri yang sadar diri. Saya ingin banget mengubah kondisi keluarga saya”, Indah menunduk dan menitikkan air mata.

Sebagai karyawan bidang keuangan dan pajak di PT Pelita Karya Jauhari, Indah mengaku harus selalu siap mendapat tugas apapun di sini, walaupun sebelumnya ia bekerja di lingkungan yang benar-benar berbeda dari yang sekarang, yaitu di lembaga kursus pendidikan.

Inilah yang menjadikannya semangat untuk terus belajar dan maju. “Tapi saya nggak bisa nerusin bisnis almarhum ayah saya. Beliau pedagang kayu yang lumayan sukses di sini. Tapi saya nggak paham kayu. Mungkin calon suami saya nanti – nggak tahu siapa – yang bisa nerusin bisnis ini …”, Indah mulai bisa tertawa cair.

Ada Faricha, ada Indah, ada pula Silfi. Gadis dengan nama lengkap Silfia Nurul Farahdina ini berhasil meraih predikat lulusan terbaik pada jenjang Program Pasca Sarjana, bidang minat Sumber Daya Manusia.

Silfia Nurul Farahdina

Perempuan kelahirn 1 September 1995 ini bekerja di Jatraland sejak tahun 2020. Raihan IPK Silfi adalah 3,93 yang ia selesaikan selama 5 semester. Anak yatim yang dibimbing penuh secara olnine oleh 2 pembimbing terkemuka ini mengakui bahwa dirinya merasa bahagia bisa menyelesaikan studi PPs di UT relatif tepat waktu.

“Pembimbingnya juga welcome, sangat cepat dalam memberikan arahan, dan nggak rumit. Makanya saya juga mendorong teman-teman kerja dan alumni S1 biar mereka juga kuliah S2-nya di sini saja. Cepat dan nggak ngrepotin kerjaan”, ujarnya. Salah satu pembimbingnya, Mirwan Surya Perdhana, Ph.D., adalah dosen Undip yang menurutnya sangat komunikatif, selalu memberikan masukan yang konstruktif. “Ketika sidang juga beliaunya sangat mendukung, saya suka itu”. (hasca)