Sarasehan PJJ di Universitas Terbuka

Views: 43

Bangunlah UT, Jangan Tertidur Pulas …

(Sarasehan PJJ di Universitas Terbuka)

Keinginan untuk selalu merasa dibutuhkan, wajar dimiliki oleh individu yang punya ambisi. Bagaimana halnya dengan institusi seperti UT? Ada ambisi semacam itu, tapi sifatnya tidak ambisius. UT ingin sekali menjadi institusi pendidikan tinggi, terbuka, dan jarak jauh yang selalu dibutuhkan. Selalu dinanti inovasinya oleh masyarakat. Percaya dan yakin seyakin-yakinnya bahwa tidak ada sikap ambisius yang diusung oleh UT, apalagi kaitannya dengan pemerataan kesempatan pendidikan warga Indonesia.

Semua sudah ada porsinya. Sudah ditentukan pangsa pasarnya. Predikat sebagai mega university, agaknya tidak berlebih bagi UT. Pernyataan bahwa wajar saja jika UT dijuluki raksasa pendidikan tinggi jarak jauh Indonesia, adalah sesuatu yang tidak perlu menjadi kerisauan tersendiri. Argumentasi tadi dilatarbelakangi oleh pernyataan Kemenristek Dikti pada saat penanyangan video hasil rekaman kegiatan Temu Ilmiah Nasional Guru di Kantor Pusat UT, di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan dalam acara Sarasehan Pendidikan Tinggi, Terbuka, dan Jarak Jauh (PTTJJ) beberapa waktu lalu. Asa yang dibeberkan oleh Menristek Dikti seakan membangunkan warga UT bahwa pemerintah peduli dan memberikan kesempatan luas bagi UT untuk mengembangkan sayap kiprahnya di dunia pendidikan jarak jauh.

“Regulasi apapun. Aturan mana yang sekiranya masih dinilai menghambat atau mempersulit perkembangan UT, silakan bawa ke saya. Mari kita bicarakan dan cari jalan keluarnya, sehingga UT bisa makin maju dengan elearning-nya. Konsep pendidikan bermedia yang sudah dikembangkan UT bisa dimanfaatkan oleh siapa pun yang mau belajar dan maju”, begitu kira-kira kalimatnya.

Bola hangat ada di tangan kita. Cara kita merespons dan kecepatan memandang dan mengubah sebuah fenomena menjadi satu kesempatan, agaknya diuji di sini. Gampang-gampang susah. Tentunya susahnya akan hilang jika dilandasi oleh keyakinan akan keberhasilan program baru. Bolehkah unit-unit operasional dan ujung tombak daerah semacam UPBJJ-UT memberikan kontribusi, tentu (dan seharusnya) boleh-boleh saja. Umpan yang diberikan dari daerah belum tentu buruk, dan tidak selalu lebih baik. Namun perlu dicoba. Caranya gampang. Tim kecil di UT bisa mengembangkan beberapa daftar pertanyaan yang sekiranya bisa menjadi potensi pengembangan produk baru di UT (prodi, red.).

Inti dari kegiatan sarasehan yang diikuti oleh seluruh pimpinan dan dosen di Kantor UT Pusat (di UTCC) dan UPBJJ (melalui video conference) ini adalah memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap tantangan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. “Sudah bukan lagi saatnya bagi kita berdiam diri. Harus ada inovasi yang ditunjukkan dan ditawarkan kepada masyarakat”, kata Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D – salah satu narasumber sarasehan pada hari kedua. Bahkan menurutnya, hal baru bagi kita yang juga sudah dilakukan oleh UT-nya Pakistan bahwa, penyelenggaraan pendidikan jarak jauh secara online sudah sangat menjamur. “Proses belajarnya sudah hampir seluruhnya online, dan ujiannya pun begitu. Pakistan sudah melakukan ujian online secara gratis, sedangkan untuk ujian non online (tulis atau langsung) justru berbayar”.

Beberapa nara sumber yang hadir dalam sarasehan yang diselenggarakan di UTCC ini antara lain adalah Direktur Seameo Seamolec, Staf Ahli AkademikKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Prof. Paulina Pannen, M.Ed., Ph.D). Pada kesempatan tersebut Prof. Paulina Panen menyampaikan UT sudah bukan lagi satu-satunya institusi penyelenggara pendidikan jarak jauh di Indonesia. “Sudah ada perguruan tinggi lain yang menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri, kebanyakan di Cina, dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Oleh karena itu, inovasi UT harus lebih dan makin tajam supaya masyarakat Indonesia makin memiliki opsi beragam untuk maju dengan kuliah jarak jauh ini”. Menengarai paparan ini, UT agaknya harus segera bangun dari tidur pulasnya. Masyakarat Indonesia perlu diberi kejutan dengan berbagai inovasi, agar mereka bangun dan kembali berhasrat dengan UT. Semoga ….(hasca)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *