Saya Nggak Mau Nilai Abal-abal 

Visits: 229

Peraih IPK sempurna 4,0 pada wisuda di Universitas Terbuka Semarang di periode 1 tahun 2022 kali ini disabet Asiyah Nur Hidayati. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)  tercatat sebagai guru kelas di SDN Pagerdawung, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal.

Sejak tahun 2018, Asiyah sudah mengabdi di SD ini dengan penuh pengorbanan. Suaminya yang

sebagai tenaga sekuriti di salah satu SMP swasta di wilayah Semarang Timur ini selalu berharap ada unsur bejo dalam kehidupannya.

“Dapat IPK segitu bukan murni karena saya sendiri, Mas. Tapi banyak karena faktor bejo (untung). Coba kalau teman saya lebih pintar, pasti saya nggak bisa meraih predikat terbaik dan cumlaude. Ini pure karena bejo aja”, ujarnya merendah.

Ibu dua orang anak ini pun mengatakan alasannya kuliah di UT. “Saya banyak tahu tentang PJJ, bukan cuma UT. Ada banyak di luaran sana yang nawarin saya kuliah di perguruan tinggi mereka, dengan berbagai iming-iming. Bukan cuma kuliahnya yang gampang, SPP-nya bisa diangsur, atau nilainya yang gampang diatur. Masih banyak tawaran lain yang menggiurkan. Tapi saya tetap milih UT, karena saya tahu risikonya kalau nilai yang diperoleh cuma abal-abal”, ucapnya.

Asiyah yang keukeuh ingin bisa meraih gelar sarjana pendidikan guru SD ini pun akhirnya memutuskan bergabung di kelompok belajar UT di Sarirejo Kendal sejak masa registrasi 2020.1.

“Buat saya, UT-lah yang bisa menyediakan sistem belajar fleksibel dengan jaminan hasil ujian yang obyektif. Murni hasil sendiri, nggak ada rekayasa nilai, atau apapun yang sempat saya dengar di tawaran lainnya”. Ke depan, jika ada kesempatan, Asiyah juga akan berjuang lagi di kancah CPNS. “Walaupun berat saingannya, saya bersandar saja pada Mas Bejo. Siapa tau dia masih setia di samping saya….hehe”, ucap Asiyah menutup wawancara dengan tim redaksi UT Semarang. (hasca)