Views: 71
Memberikan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat dengan asas ‘borderless‘ merupakan hal mutlak yang dipegang oleh Universitas Terbuka (UT), tak terkecuali bagi mereka yang bekerja dan berdomisili di luar negeri. Tercatat, ribuan WNI yang berada di luar negeri kini telah menjadi mahasiswa UT. Bukan perkara mudah bagi UT untuk memfasilitasi layanan pendidikan tersebut. Dalam hal ini UT tak bekerja sendiri. UT memberikan layanan mahasiswanya dengan bantuan dan dukungan dari pemerintah khususnya KBRI yang ada di negara bersangkutan.
Kerja sama sinergis tersebut dirasa perlu dipelihara terlebih ditingkatkan agar pelayanan pendidikan kepada mahasiswa dapat berjalan optimal. Dalam upaya tersebut, UT melalui Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri mengadakan Sarasehan Universitas Terbuka bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Wakil Republik Indonesia di UNESCO. Sarasehan ini juga atas kerja sama dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) Kemendikbud, Direktorat Kerjasama Teknik Kemenlu, dan Direktorat Bina Produktivitas Kemenaker. Kegiatan ini dilangsungkan di Century Park Hotel, Jakarta, 8 Februari 2018.
Sarasehan yang dipandu oleh Kepala Pusat PPHIK, Dian Budiargo diisi dengan diskusi antara Rektor UT Ojat Darojat, Wakil Rektor Bidang Akademik UT Mohamad Yunus, Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri UT Dewi A. Padmo, Kepala Biro PKLN yang diwakili oleh Kepala Bagian Fasilitas Internasional Dedi Karyana, dengan 17 Atdikbud dari berbagai KJRI di seluruh dunia. Dalam pertemuan ini, didiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi KJRI ketika menyelenggarakan atau akan mulai menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) bersama UT. Tak sedikit pula peserta sarasehan yang melontarkan pertanyaan terkait pelaksanaan PJJ dan langkah-langkah yang mungkin dapat ditempuh.
Rektor UT menyampaikan terima kasihnya atas kerja sama selama ini dalam memberikan kesempatan kepada WNI yang berdomisili di luar negeri, untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya melalui PJJ di UT. “Tanpa dukungan dan bantuan serta kerja sama dari Bapak Ibu sekalian, sulit bagi UT untuk menyediakan layanan pendidikan sampai ke puluhan negara” tuturnya. Ia menyampaikan, UT akan terus berusaha untuk semakin meningkatkan kualitas dan aksesibilitas seluas-luasnya kepada masyarakat termasuk yang berada di luar negeri, sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Dengan diselenggarakan acara Sarasehan ini, diharapkan kerja sama antara UT dan KJRI melalui Atdikbud dapat terus terjalin baik. Kerja sama ini tak lain bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada warga negara terutama yang tengah berjuang di luar negeri, agar kompetensi mereka dapat meningkat dan siap bersaing di pasar global. Selain itu, Angka Partisipasi Kasar warga negara Indonesia khususnya yang berdomisili di luar negeri.